Catatantentang Ikhlas. Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona. Ikhlas, menurut Qurais Shihab berasal dari kata kholis. Satu akan kata dengan kholas artinya sudah atau telah. Artinya ada aktifitas, ada sesuatu sebelumnya, sehingga berakhir dengan sudah atau telah. Lebih jelas lagi, kholis itu berarti murni, suci, setelah Cerita Inspiratif nilai dari sebuah keikhlasan dan kegigihan. Banyak sekali cara Tuhan untuk mengingatkan kita, pentingnya menghargai orang lain yang memiliki kekurangan, baik itu fisik maupun materil. Tidak ada satu orangpun di dunia ini yang meminta untuk dilahirkan seperti itu, mereka juga berharap bisa hidup normal, atau lahir dari orangtua yang berkecukupan. Untuk itu, kita wajib merangkul dan tidak menghinanya. Sudah bukan jamannya lagi kita malu dengan kemiskinan, justru kita harus malu jika masih terus terusan meminta ini dan itu kepada orangtua. Sekarang ini, jamannya anak-anak yang hebat, anak yang bisa membanggakan kedua orangtua, baik dengan prestasi, maupun dengan perbuatan dan tingkahlaku berbakti. Cerita inspiratif untuk anak sekolah agar tetap ikhlas dan gigih dalam kebaikan, khususnya belajar dan berbakti kepada orangtuaPesan Moral dari Cerita Inspiratif Cerita inspiratif untuk anak sekolah agar tetap ikhlas dan gigih dalam kebaikan, khususnya belajar dan berbakti kepada orangtua Cerita inspiratif yang menyentuh hati pic pinterest Seorang anak gelandangan yang biasa menjual jasa semir sepatu di sekitar stasiun kereta, berjalan seperti orang pincang, dia bukan acting untuk dikasihani, Sudah lama sandal itu rusak, namun tetap dia perbaiki seadanya. Sambil duduk di pinggiran veron stasiun, tempat biasanya membuka lapak, dia mencoba memperbaikinya lagi, namun apa daya, bukan talinya yang putus, melainkan lubang untuk mengaitkan tali bagian depannya sudah longgar. sudah tidak mungkin untuk diperbaiki lagi. Baca juga Cerita inspiratif dari Merry Riana Sambil termenung sedih, dia menatap dengan tatapan kosong kearah depan. Nampak dari kejauhan, seorang anak seusianya ingin berangkat sekolah, dengan seragam yang bersih dan rapih. Berjalan beriringan seorang ayah di belakangnya, sepertinya seorang pegawai kantoran yang searah dengan sekolah anaknya. Sesekali anak itu membungkuk, berusaha membersihkan sepatu hitam pekat dengan tisu basah miliknya, beberapa kali dia terdorong orang lain, karena begitu banyak orang yang keluar masuk stasiun itu. Dari kejauhan, gelandangan itu terus memperhatikan sepatu yang dipakainya, sepatu itu baru dan mahal, terlihat dari logo yang menempel dan semua orang tahu itu. Beberapa kali dia juga pernah diminta untuk membersihkan sepatu model itu. Caption cerita inspiratif Mereka dipersilahkan duduk, oleh salah seorang pengguna kereta yang sudah duluan berada di sana, asalannya adalah karena orangtua itu membawa anak kecil. Anak itu masih terus berusaha membersihkan sepatunya yang mungkin masih dia anggap kotor. Tidak lama, kereta yang ditunggu akhirnya datang juga, Ayah anak itu bergegas mengajaknya untuk menaiki kereta. Penumpang yang berebut ingin masuk duluan, ternyata membuat salah satu sepatunya terlepas dan tertinggal di veron. Anak gelandangan itu segera berlari mengambilnya dan mengejar kereta yang mulai berjalan. Rupanya anak itu tahu dan sadar bahwa sepatunya terjatuh, kereta itu tidak memiliki pintu pada masing-masing gerbongnya. Ayah anak itu memegang erat tangannya agar tidak jatuh, gelandangan itu masih terus berlari mengejarnya, sampai akhirnya dia tersungkur jatuh. Walau pun begitu, dia terus berlari, kemduain melemparkan sepatu itu dengan sekuat tenaganya. Baca juga Pengalaman study tour ke Bali Sayang, sepatu itu hanya mengenai telunjuk ayahnya dan terlempar jauh. Gelandangan itu mengangkat kedua tangannya sambil berlutu kelelahan. Dengan raut muka yang sangat sedih seperti meminta maaf. Tidak disangka, anak itu melemparkan sepatu satunya lagi, dan mengucapkan terima kasih atas usahanya. Begitu bahagianya dia, memiliki sepasang sepatu mahal yang tidak dia sangka-sangka bisa memiliki sepatu sebagus itu. Pesan Moral dari Cerita Inspiratif Cerita inspiratif anak jaman now pic pinterest Keikhlasan dan kegigihannya dalam berusaha menolong orang lain, membuatnya diberikan ganjaran hari itu juga, bukan sandal yang dia dapat, melainkan sepatu baru yang ber merek dan mahal. Begitu juga jika bersungguh-sungguh dan ikhlas dalam belajar, tidak akan merasa bosan dan malas, karena keikhlasan membuat semuanya menjadi nyaman dan happy senang. Semoga cerita inspiratif ini bermanfaat untuk kalian semua, terima kasih. KisahRasulullah dan Jeruk Asam yang Patut Diteladani. Ikhlas adalah salah satu syarat diterimanya ibadah. Bahkan para ulama mengatakan, ruhnya amal adalah ikhlas. Dalam Kitab Al-Hikam, Syeikh Ibnu Atho'illah As-Sakandari (wafat 1309), menceritakan salah satu akhlak mulia Nabi Muhammad shallalahu 'alaihi wa sallam (SAW). Oleh Rendy Setiawan* Masa kehidupan umat Islam yang terbaik adalah pada tiga generasi paling awal, yaitu masa nubuwwah dan sahabat, masa tabi’in, masa tabi’ut tabi’in. Yang dimaksud dengan masa nubuwwah adalah masa di mana Muhammad putra Abdullah diangkat menjadi nabi dan rasul oleh Allah ketika usia 40 tahun hingga beliau wafat pada usia 63 tahun. Kemudian masa sahabat, adalah masa di mana setiap orang yang hidup dan bertemu Rasulullah, kemudian mengimani apa yang dibawanya hingga ajal menjemputnya, maka selain yang ini, tidak masuk kategori sahabat. Masa tabi’in, adalah masa di mana setiap yang hidup dan bertemu sahabat nabi, kemudian mengimani apa yang disampaikan sahabat tentang ajaran Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Pun demikian dengan masa tabi’ut tabi’in. Inilah tiga masa yang pernah disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sebagai masa terbaik umat ini. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Sebaik-baik generasi adalah generasiku, kemudian generasi setelah itu, kemudian generasi setelah itu.” Riwayat Bukhari Pernahkah terbetik dalam benak pikiran, ketika membandingkan manusia modern sekarang dengan generasi dahulu dalam Islam? Generasi salafusshalih, sebaik-baik generasi. Generasi yang langsung dibimbing dan dididik oleh Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam. Generasi pertama yang langsung menerima wahyu Al-Qur’an dari Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam. Sampai-sampai generasi salafussalih diabadikan dalam Al-Qur’an. Mereka memiliki karakter yang khas, karakter Qur’ani. Generasi salafussalih adalah generasi yang menyambut seruan Allah Ta’ala dengan seluruh jiwa raganya, tanpa ragu sedikitpun. Mereka tidak ragu terhadap perintah-perintah-Nya. Mereka beriltizam dengan perintah-perintah dan larangan-Nya. Mereka menerima Islam secara totalitas, tak ada yang dikurangi sedikitpun, khususnya ketika menjalankan furu’ cabang, terlebih yang bersifat ushul pokok. Allah Ta’ala, mengingatkan kepada manusia bahwa perhiasan dunia yang Allah berikan, berupa harta dan anak, merupakan kekayaan yang dapat dinikmati sepanjang kehidupan dunia. Sahabat nabi adalah kumpulan orang-orang kaya, namun mereka ikhlas meninggalkan kekayaan mereka, mereka ikhlas menyerahkan hartanya, seluruh yang mereka punya, mereka ikhlas untuk berjuang di jalan Allah. Salah satu generasi terbaik yang pernah ada di muka bumi. Sampai-sampai Rasulullah sendiri melarang umatnya menghina sekecil apapun keburukan sahabat, Rasulullah bersabda, “Jangan kalian hina sahabatku…” Hal ini karena peranan sahabat yang ikhlas membantu dakwah Rasulullah. Bisa jadi, di antara kita masih ada yang bertanya, Apa sebenarnya makna ikhlas itu? Jika ditinjau dari sisi bahasa berasal dari kata “kholasho” yaitu kata kerja intransitif yang artinya bersih, jernih, murni, suci, atau bisa juga diartikan tidak ternoda tidak terkena campuran. Ikhlas menurut bahasa adalah sesuatu yang murni yang tidak tercampur dengan hal-hal yang bisa mencampurinya. Ikhlas juga mengandung arti meniadakan segala penyakit hati, seperti syirik, riya, munafik, dan takabur dalam ibadah. Ibadah yang ikhlas adalah ibadah yang dilakukan semata-mata karena Allah Ta’ala. Ikhlas merupakan ilmu tertinggi yang diberikan Allah Ta’ala kepada umat manusia, dan jika ilmu ini diterapkan dalam setiap langkah kehidupan, Allah Ta’ala menjanjikan limpahan berkah kebaikan bagi kita. Seperti halnya rezeki, jatah rezeki kita semua sama. Yang membedakan pendapatan rezeki kita adalah kualitas hidup kita atau kesesuaian hidup kita dengan kehendak-Nya. Maka dari itu, penulis mengajak pembaca yang dirahmati Allah untuk melihat kembali, merenungi kisah-kisah sahabat, kisah Abu Bakar, kisah Umar, kisah Utsman bin Affan, kisah Abdurahman bin Auf, dan seluruh sahabat ridwanullah ta’ala lainnya bagaimana cara mereka ikhlas dalam meninggikan kalimat-kalimat Allah. Sebagai contoh, bagaimana Abu Bakar menginfaqkan seluruh hartanya untuk dakwah Islam. Ini tidak akan pernah terjadi apabila tidak memiliki iman yang kuat, iman yang menusuk ke dalam hati. Semua digunakan fi sabilillah. Harta yang dimiliki oleh Abu Bakar hampir seluruhnya di-infaqkan. Sampai-sampai Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam menegur Abu Bakar, “Apa yang engkau gunakan membiayai hidupanmu dan keluargamu, wahai Abu Bakar, sesudah seluruh hartamu engkau sedekahkan?” Abu Bakar dengan tegas mengatakan, “Aku masih mempunyai Allah dan Rasul-Nya.” Sikap Abu Bakar mendapatkan cemooh sebagian kalangan masyarakat Madinah, atas sikapnya yang menyedekahkan dan menginfaqkan hartanya itu. Abu Bakar sudah tidak lagi hatinya tertambat dengan harta dan segala hal yang terkait dengan dunia. Abu Bakar rela melepaskan harta dan seluruh kekayaan yang dimiliki demi agama Allah, yang diyakininya. Tak ada ragu lagi. Karena, seluruh jiwa dan raganya hanya diarahkan dalam mencari ridha dan kemuliaan dari Allah Ta’ala. Atas sikapnya itu, kemudian diabadikan dalam Al-Qur’an فَمَآ أُوتِيتُم مِّن شَىۡءٍ۬ فَمَتَـٰعُ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا‌ۖ وَمَا عِندَ ٱللَّهِ خَيۡرٌ۬ وَأَبۡقَىٰ لِلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَلَىٰ رَبِّہِمۡ يَتَوَكَّلُونَ ٣٦ Artinya “Maka sesuatu apapun yang diberikan kepadamu, itu adalah keni’matan hidup di dunia; dan yang ada pada sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman, dan hanya kepada Tuhan mereka, mereka bertawakkal.” Qs. Asy-Syura [42] 36 Para sahabat, tidak sedikitpun memiliki keinginan menyelisihi. Ini karena ketaatan dan keikhlasan secara total dalam menjalani perintah-perintah Allah Ta’ala. Karena itu, seorang mukmin akan selalu mentaati batasan-batasan yang diberikan oleh Allah Ta’ala dalam menjalani hidup ini. Kesabaran dan keikhlasan orang-orang mukmin yang begitu luar biasa, dan terus memegang iman dan aqidahnya sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah, membuat mukmin, mengungguli semua jenis manusia. Inilah yang diisyarakatkan oleh Allah Ta’ala. Ibnu Al-Qayyim Al-Jauziyah pernah mengatakan, “Amal tanpa keikhlasan seperti musafir yang mengisi penuh kantongnya dengan kerikil kecil. Memberatkannya tetapi tidak bermanfaat sama sekali.” Marilah kita berusaha meningkatkan ketaqwaan kepada Allah, menguatkan ketaatan kepada ulil amri yang berpegang teguh kepada Allah dan Rasul-Nya, menebalkan keikhlasan untuk berjuang dan berkorban dalam menegakkan serta menyiarkan dakwah Islam hingga Allah Ta’ala menurunkan karunia-Nya berupa kemenangan yang hakiki. Aamiin. R06/P1 Mi’raj Islamic News Agency MINA *Penulis adalah mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam STAI Al-Fatah Cileungsi KISAHCERDIKNYA SEORANG PEMUDA YANG IKHLAS. By. Admin. -. May 6, 2013. 7408. Yang menyaksikan kisah ini berkata : Suatu hari aku di Mekah di salah satu supermarket. Setelah aku selesai memilih barang-barang yang hendak aku beli dan aku masukan ke kereta barang maka akupun menuju tempat salah satu kasir untuk ngantri membayar. Ikhlas adalah salah satu syarat diterimanya ibadah. Bahkan para ulama mengatakan, ruhnya amal adalah ikhlas. Dalam Kitab Al-Hikam, Syeikh Ibnu Atho'illah As-Sakandari wafat 1309, menceritakan salah satu akhlak mulia Nabi Muhammad shallalahu 'alaihi wa sallam SAW. Beliau mengajarkan hakikat ikhlas yang begitu suatu hari saat Rasulullah SAW sedang berkumpul dengan beberapa sahabatnya. Datanglah seorang perempuan kafir membawa beberapa biji buah jeruk sebagai hadiah. Rasulullah menerimanya dengan senyuman gembira. Lalu mulailah jeruk itu dimakan oleh Rasulullah SAW dengan tersenyum. Sebiji demi sebiji hingga habislah semua jeruk tersebut. Maka ketika perempuan itu meminta izin untuk pulang, maka salah seorang sahabat segera bertanya mengapa tidak sedikit pun Rasulullah menyisakan jeruk tadi untuk sahabat lainnya. Rasulullah SAW pun menjawab "Tahukah kamu, sebenarnya buah jeruk itu terlalu asam sewaktu Aku merasakannya pertama kali. Kalau kalian ikut makan, Aku takut ada di antara kalian yang akan mengernyitkan dahi atau memarahi perempuan tersebut. Aku takut hatinya akan tersinggung. Sebab itu Aku habiskan semuanya."Akhlak yang agung seperti ini tidak dapat dipoles di permukaan, tetapi semata-mata karena ada cahaya ikhlas yang sudah tertanam di dalam hati. Sikap dan perilaku adalah cerminan hati. Dalam sebuah Hadits Qudsi, Rasulullah SAW bersabda"Aku pernah bertanya kepada Jibril tentang ikhlas. Lalu Jibril berkata, 'Aku telah menanyakan hal itu kepada Allah', lalu Allah berfirman, 'Ikhlas adalah salah satu dari rahasiaku, yang Aku berikan ke dalam hati orang-orang yang kucintai dari kalangan hamba-hamba-Ku". Kata Syeikh Ibnu Atho'illah, tidak ada amal-amal yang agung dapat tegak kecuali Allah telah menanamkan cahaya ikhlas yang dapat menghidupkan amalnya. Amal adalah geraknya badan lahir atau hati. Amal itu digambarkan sebagai tubuh jasad. Sedangkan ikhlas itu sebagai ruhnya. Badan tanpa ruh berarti mati. Allah Ta'ala berfirman, "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan ikhlas kepada-Nya dalam menjalankan agama yang lurus. Al-Bayyinah 5. Di ayat lain, "Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan ikhlas kepada-Nya. Az-Zumar 2.Ikhlas itu bertingkat sesuai perbedaan orang yang beramal. Pertama, keikhlasan orang yang bersungguh-sungguh dalam ibadah adalah bersih dari pada riya' yang nampak maupun yang tersembunyi. Tujuan amal perbuatan mereka selalu hanya pahala yang dijanjikan oleh Allah kepada hamba-Nya, dan supaya diselamatkan dari keikhlasan orang-orang yang cinta kepada Allah. Ia beramal hanya karena mengagungkan Allah, karena hanya Allah Dzat yang wajib diagungkan, bukan karena pahala atau selamat dari siksa neraka. Perempuan sufi Robi'ah al-'Adawiyyah pernah bermunajat kepada Allah "Ya Allah, aku beribadah kepadamu bukan karena takut nerakamu, dan juga tidak karena cinta dengan surgamu." Ketiga, keikhlasan orang-orang yang sudah ma'rifat mengenal kepada Allah. Mereka selalu melihat kepada Allah, gerak dan diamnya badan dan hatinya itu semua atas kehendak Allah. Mereka tidak merasa kalau bisa beramal, kecuali diberi pertolongan oleh Allah, tidak sebab daya kekuatan dirinya sendiri. Wallahu A'lam bisshowab.rhs

Meminjamkata pepatah, guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Setiap orang yang sukses selama perjalanan hidupnya, tak lepas dari tetes keringat seorang guru yang mendidiknya. Buku ini berisi kumpulan kisah para guru penggerak yang memiliki semangat dalam mendidik para siswanya dengan cara mereka masing-masing. Setidaknya kisah mereka terbagi menjadi

JAKARTA - Imam Abdul Karim bin Hawazin bin Abdul Malik, atau dikenal dengan sebutan Imam Qusyairi wafat 465 H dalam kitab tafsirnya memposisikan ikhlas sebagai landasan dari segala ibadah. Menurutnya, tanpa keikhlasan, semua amal ibadah atau amal shaleh tidak bisa diterima oleh Allah, dan hanya menjadi pekerjaan yang tidak membawa manfaat bagi orang yang mengerjakannya. Dalam kitbanya Lathaif al-Isyarat, Imam Qusyairi mengartikan ikhlas sebagai upaya memposisikan Allah SWT sebagai satu-satunya tujuan dan tulus melakukan segala amal kebaikan hanya untuk Allah SWT. Dengan keikhlasan, semua amal ibadah akan lebih sempurna dan lebih besar kemungkinan untuk diterima oleh-Nya. Ada sebuah kisah yang menerangkan pentingnya keikhlasan dalam melakukan segala sesuatu. Kisah ini berawal pada masa Imam Malik bin Anas, tepatnya ketika dia berupaya mengumpulkan hadits-hadits Rasulullah dalam satu kitab yang kini dikenal sebagai kitab Muwattha’. Inspirasi itu datang karena pada masanya, tidak banyak ulama yang berusaha mengumpulkan hadits dalam satu kitab khusus. Niat ini pertama kali dicetuskan oleh Khalifah Abu Ja’far Al-Manshur yang saat itu bertemu dengan Imam Malik dan melihat hafalan dan penjelasan beliau yang kuat tentang hadits Rasulullah. Khalifah pun memohon agar sang imam berkenan menuliskan kitab khusus yang berisi hadits-hadits Rasulullah. Namun Imam tidak langsung mengiyakan permintaan Abu Ja’far, karena menurutnya setiap orang memiliki metode dan cara masing-masing untuk mengetahui dan memahami hadits Rasulullah, sehingga tidak pantas jika hanya membatasi dengan pemahaman dari persepsinya saja. Namun akhirnya, Imam Malik mencoba mengakomodasikan hadits-hadits Rasulullah yang dia ketahui menjadi satu sembari mencari hadits lain yang beliau dia ketahui. Di sela-sela perjuangannya, mulai bermunculan orang-orang yang mengomentasi usahanya bahkan ingin menyainginya, kebanyakan dari mereka hanya ingin mendapatkan pujian dari khalifah atau masyarakat. Berbeda dengan Imam Malik yang tulus dan ikhlas mengumpulkan hadits Rasulullah tanpa ada niatan untuk mendapatkan pujian dari pihak mana pun. BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
CeritaMotivasi Kerja Ikhlas : Kisah Si Penebang Pohon. Alkisah, seorang pedagang kayu menerima lamaran seorang pekerja untuk menebang pohon di hutannya. Karena gaji yang dijanjikan dan keadaan kerja yang bakal diterima sungguh-sungguh baik, sehingga si calon penebang pohon itu bahkan bertekad untuk bekerja sebaik mungkin.
Mariberpartisipasi membangun channel sederhana ini dengan menceritakan Pengalaman Inspiratif Kawan-Kawan dikolom komentar atau bisa dengan dm admin lewat

Ternyatadayang Drati, yang kemudian diambil sebagai selir pun tidak ikhlas dalam melayani Abiyasa sebagai suaminya Drama korea sudah menjadi tontonan favorit di beberapa negara, tak terkecuali Indonesia yang telah memiliki penggemar yang cukup fanatik Kisah seorang anak bernama Cindelaras, yang tinggal di Hutan bersama Ibunya Kerajaan

.
  • 6mdx992t13.pages.dev/65
  • 6mdx992t13.pages.dev/133
  • 6mdx992t13.pages.dev/288
  • 6mdx992t13.pages.dev/328
  • 6mdx992t13.pages.dev/34
  • 6mdx992t13.pages.dev/392
  • 6mdx992t13.pages.dev/360
  • 6mdx992t13.pages.dev/98
  • 6mdx992t13.pages.dev/118
  • kisah inspiratif tentang ikhlas